Jumat (10/8) lalu gue
berkesempatan membantu kru KPAJ (Komunitas Peduli Anak Jalanan) yang sedang
mengadakan acara Buka dan Sahur On The Road. Acara ini dipimpin langsung oleh
saudara Dedy Puguh sekaligus pendiri KPAJ. Sebenarnya acaranya terbagi dua, berawal
dari pembagian makanan berbuka untuk penghuni jalanan kota Bekasi yang kemudian
dilanjutkan ke acara sahur on the road yaitu pembagian makanan sahur untuk
penghuni beberapa ‘hot spot’ di kota Jakarta. Seperti Stasiun Tebet, Pasar
Raya, Monas dan Lainnya. (yang ini gue aga lupa rutenya.)
Setelah acara yang
pertama, yaitu berbagi 100 kotak makanan berbuka ke beberapa daerah di Bekasi
seperti di GOR Bekasi, Stasiun Bekasi, dan di Sekitaran Lampu Merah UNISMA,
kami istirahat sejenak memersiapkan diri untuk lanjut ke acara sahur. Kami
mulai dari mempacking baju bekas layak pakai ke dalam beberapa plastik kecil
dengan berisi minimal 2-3 helai pakaian yang menghasilkan 160 bungkus lebih, menyelesaikan
beberapa buku KPAJ, dan menyiapkan 100 kotak nasi lagi yang nantinya akan
dibagikan kepada yang membutuhkan.
Kira-kira jam setengah dua
pagi kami lepas landas dari UNISMA berawakan 10 motor, termasuk 2 motor sebagai
guide dan blocker, (apalah istilahnya itu, intinya tugas 2 motor besar itu
adalah untuk menjaga barisan konvoy, supaya stay in track. Kurang lebih begitu.)
dan satu mobil sebagai pembawa amunisi. Ngomomg-ngomong pasukan kami datang
dari komunitas yang berbeda, ada yang datang dari FORBIK UT (Forum Belajar Ilmu
Komunikasi Universitas Terbuka), ada juga yang datang dari HIMATRIS UNISMA
(Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Islam 45 Bekasi) dan lainnya.
(Yang belum kesebut nyusul ya..)
Well, ini adalah kali
pertama gue ikut acara sahur on the road atau semacamnya. Dan yang bikin gue
tercengang adalah pas mulai masuk daerah perkotaan Jakarta, di tiap pinggir
jalan sudah banyak para penghuni jalanan yang standby seperti sudah
diaba-abakan kalau kami akan lewat. Tapi kami tidak berhenti dan memberi
makanannya. Sesaat kemudian gue baru tau kalau orang-orang itu memang sengaja
nge-tem di jalanan biar dapat jatah makanan lebih banyak. Benar saja, ga lama
berselang kami mulai bertemu pasukan konvoy lain yang jumlahnya 2X atau 20X lebih
banyak dari pasukan kami. Intinya banyak banget!
Bayangkan saja, tiap ada
yang konvoy lewat dan mereka dapat bagian, dikalikan banyaknya grup konvoy yang
lewat. Salah satu kru KPAJ mengatakan bahwa mereka-mereka adalah orang yang
berlebih, yang sebenarnya sudah dapat jatah banyak makanan dari tiap convoy
yang lewat. Untung saja pasukan kami cukup bijak dengan menargetkan beberapa
spot tak tersentuh di Jakarta. Jadi target pembagiannya pun tepat, mudah-mudahan
ya Alloh..
Gue sempat shock ketika
ketika kami berhenti di daerah Kampung Melayu (kalo ga salah, lupa lagi kan
bagian ini. Payah ah.) Waktu mobil parkir di pinggir jalan, sejumlah anak kecil
dan ibu-ibu mulai berdatangan dari segala penjuru. Pada awalnya pembagian
makanan, pakaian, dan buku berlangsung tertib. Suasana mulai sedikit kacau saat
masa bertambah dan berusaha menggambil sendiri makanannya. Beberapa kru KPAJ
harus berjaga-jaga di sekeliling mobil untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan. Tapi syukurlah keadaan dengan mudah ditertibkan kembali.
Rencana awalnya begini,
kami (panitia) akan sahur di Monas setelah itu langsung caw untuk beristirahat
serta solat di Masjid Istiqlal. Tapi rencana berubah total karena kondisi Monas
yang penuh sesak oleh orang-orang yang entah mereka sedang konvoy atau sekedar
ingin melihat tugu putih yang berwarna-warni di kala gelap itu. Jadi rencana
saur di Monas gagal pemirsa.
Adalah seorang peserta
konvoy yang ternyata kebelet pipis, dan orang itu adalah gue. Tadinya udah pada
mau saur dipinggir jalan yang gelap tuh, berhubung yang kebelet pipis ga bisa
pipis sembarangan, akhirnya terpaksalah dicarikan tempat yang sepatutnya,
toilet umum. Tibalah kami di Pom Bensin (Daerahnya lupa, ga notice lagi gue.) Pom
Bensin itu sekaligus jadi tempat istirahat dan tempat makan sahur panitia
jadinya.
Kurang lebih jam 4 a.m kami
bertolak lagi ke Bekasi sambil membagikan beberapa bungkusan pakaian yang hanya
tiggal beberapa kepada orang-orang yang membutuhkan yang kami temui di jalan
pulang. Setelah selesai, kami berkumpul sebentar di UNISMA untuk evaluasi dan
berdoa karena acara berjalan sukses tanpa ada halangan yang berarti. Sekian
laporan semi resmi dan semi ngaco versi Uki, yang waktu itu kebelet pipis. Okesip.
Sumpah, ga bakat jadi reporter
gue -___-“
0 komentar:
Post a Comment