September 17, 2015

Magang di Penerbit Erlangga


Kesempatan magang saya pertama kali sebenernya bukan di Penerbit Erlangga. Waktu SMA saya juga pernah magang di PT. Tatto di Bogor. Di sana saya magang bersama empat orang teman saya dengan tujuan mengisi waktu libur. Tugas saya di pabrik stiker adalah mengecek kualitas stiker, jika ada yang rusak, tidak sesuai cetakan, atau potongannya yang tidak pas langsung dipisahkan. Stiker yang dicetak di sana adalah stiker untuk body motor keluaran Honda.

Jujur saja saya merasa bosan karena setiap hari kerjaannya cuman melototin lembaran stiker, dari pagi sampe sore. Akhirnya magang saya di pabrik stiker itu ga sampe sebulan, baru tiga hari saya udah ngabur bersama dua orang teman, Deby dan Ayuning. Sementara dua orang lain tetap menyelesaikan masa magang mereka dan pendapatkan uang saku. Makannya pengalaman di pabrik stiker tidak layak saya persembahkan sebagai 'pengalaman magang pertama', karena cuma sekelebat dan jelas, tidak tuntas. Jangan dicontoh ya.

Di Erlangga saya juga tidak sendiri, saya ditemani kawan seperjuangan, Badzlina Halaw biasa dipanggil Lina, pet name-nya Otong. Ide magang kami di Erlangga disponsori oleh mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL). Mata kuliah PKL ini adalah mata kuliah semester tujuh. Namun kami diberikan waktu selama libur semester enam untuk melaksanakannya, biar nanti tidak mengganggu jadwal pembelajaran di semester tujuh. Kami hanya tinggal membuat laporan (saat UTS), setelah itu sidang presentasi (saat UAS), lalu mendapat nilai akhir.

Dalam pelaksanaannya, PKL tidak harus menyasar posisi pegawai kantoran. Kami juga bisa melakukan kegiatan yang bersifat sosial atau wirausaha. Misalnya teman saya ada yang menjadi pengajar Bahasa Inggris di panti asuhan selama satu bulan ada juga senior saya yang membuka bimbel kecil-kecilan di sekitar rumahnya. Sayangnya minat saya lebih ke ranah media, tapi yang sifatnya lebih santai. Salah dua teman saya ada yang magang di Radar Bekasi dan Radio Dakta, media juga sih, tapi menurut saya terlalu serius.

Sebelumnya saya kebelet banget pengen magang di majalah Gogirl!, tapi setelah membaca pengalaman orang-orang, kebanyakan dari mereka magang di Gogirl! karena ada event tertentu. Jadi saya batalkan niat kirim CV. Tapi setelah saya beneran magang di Gogirl! setahun kemudian, ternyata kalian bisa loh coba magang di sana walaupun ga ada event. Tapi memang tergantung pihak Gogirl!-nya mau menerima anak magang saat itu atau tidak. Yang penting kirim CV!

Harapan magang di Gogirl! pupus, teman saya Lina mengajak saya untuk mencoba peruntungan kami di PT. Penerbit Erlangga. Lina pendapat informasi bahwa senior kami ada yang pernah magang di Erlangga. Jadi kemungkinan kami diterima lebih besar. Bukan nepotisme loh maksudnya, tapi tempat yang pernah menerima anak magang biasanya akan selalu merekrut anak magang ke depannya. Jadi kami penuh optimisme.

Waktu itu kami pergi ke kantornya Erlangga yang ada di Ciracas, Pasar Rebo. Setelah memperbaharui CV dan dibungkus rapi amplop cokelat, kami menitipkan CV di pos satpam dan kami diberitakan untuk menunggu feedback yang katanya akan datang lewat telepon.

Tiga hari setelah CV kami dikirim belum ada kabar. Akhirnya setelah seminggu menunggu, kami memutuskan untuk follow up. Kami menelepon HRD Erlangga untuk memastikan apakah kami diterima atau tidak magang di sana, kalau tidak kami berniat untuk mencari perusahaan lain karena waktu liburan kami sudah menipis. Akhirnya selang beberapa hari kami dipanggil untuk interview singkat dan langsung tandatangan surat perjanjian. Yes, we've got the job!

Sebenarnya Erlangga menerima anak magang yang akan bertugas minimal delapan minggu. Tapi karena waktu liburan kami terbatas, maka kami hanya bertugas selama tujuh minggu. Itu juga setelah dipotong seminggu waktu kuliah kami. Sebabnya mungkin karena kami datang di waktu yang kurang tepat, saat itu masih dalam suasana lebaran di mana sebagian besar perkantoran sibuk dengan libur panjang. Jadi CV kami agak lambat diproses. Apapun itu, yang pasti kami behasil menyusup!

Nah baiklah, jadi apa yang kami kerjakan di sana?

Departemen Bahasa Inggris Erlangga punya web pembelajaran bahasa Inggris. Tugas utama kami adalah membuat materi pembelajaran yang diambil dari buku cetak (terbitan Erlangga pastinya) kelas 1-6 SD untuk dipakai sebagai materi pembelajaran di web tersebut. Materinya kami buat di Power Point yang kemudian kami konversi ke format flash video (swf).

Selain itu kami juga mengerjakan hal lain, seperti mengecek buku cetak yang direvisi, membandingkan antara cetakan lama dan cetakan baru jika ada perbedaan atau kesalahan. Selebihnya kami membantu Tim Bahasa Inggris dengan apapun yang bisa kami dikerjakan.

Beruntung saya sempat ikut melihat proses perekaman audio untuk buku bahasa Inggris Erlangga. Studio rekamannya terletak di daerah Ciputat. Saat itu saya bertemu dua warga negara Australia, Pak John dan Bu Anna yang suaranya sering kalian dengar di audiobook Erlangga. Mereka sudah sering mengisi suara untuk buku pelajaran Erlangga loh. Kata Mba Widi, pengisi suara audiobook haruslah orang yang bahasa ibunya adalah bahasa Inggris.

Oiya, di Departmen Bahasa Inggris Erlangga kami bekerja dengan para editor buku pelajaran Bahasa Inggris, ada Pak Wahyu, Mba Tyas, dan Mba Widi Tapi yang paling sering kami bantu adalah Mba Tyas. Sekilas info: Mba Tyas dan Mba Widi ternyata berasal dari Jogja. Untuk menjadi editor buku pelajaran di Erlangga mereka melalu beberapa tes terlebih dahulu. Sudah pasti ga bisa sembarangan orang yang bisa jadi editor, harus beneran nerd orang yang cinta sama pendidikan dan ilmunya memang udah ngelotok di bidangnya, dan keliatannya Erlangga cukup selektif. Saya sih boro-boro bisa masuk, grammar saya kacau, tenses aja sampai sekarang ga hapal. Alamak! Kurang durhaka apa saya.

Dari atas: Mba Widi, Pak Wahyu, Mba Tyas.
Hal yang paling saya suka di ruang kerja Erlangga adalah warna hijau cerah kubikalnya dan akuarium jumbo yang isinya ikan-ikan laut. Oh, dan makanan di kantinnya. Di Kantin Erlangga anak magang juga kebagian jatah makan siang loh. Selain makan siang, kami diberikan ongkos harian sebesar dua puluh ribu rupiah per hari (diberikan di akhir) potongan berlaku jika bolos kerja dan atau terlambat masuk. Jika diakumulasi memang tidak beberapa, tapi semuanya terbayar dengan nilai A yang saya dan Lina terima. Alhamdulillah.

Bersyukur Lina punya kendaraan pribadi super awesome yang bernama Blumo. Hampir 80% perjalanan saya menuju Erlangga selama 7 minggu terlaksana berkat nebeng Blumo. 60 menit perjalanan dari Bekasi lewat Pondok Gede-TMII-Pasar Rebo. God bless Blumo and its owner!

Setelah selesai magang, sempat beberapa kali Lina dihubungi, mungkin mau ditawari bekerja di sana karena memang pengetahuan Bahasa Inggrisnya lebih baik dibanding saya. Tapi sayangnya tawaran itu tidak Lina diambil, mungkin karena pertimbangan jarak yang cukup jauh dari Bekasi.

Sekian bagi-bagi cerita magangnya. Simak cerita magang saya berikutnya di Magdalene.
Share:

0 komentar: