Kesempatan magang saya pertama kali sebenernya bukan di
Penerbit Erlangga. Waktu SMA saya juga pernah magang di PT. Tatto di Bogor. Di
sana saya magang bersama empat orang teman saya dengan tujuan mengisi waktu
libur. Tugas saya di pabrik stiker adalah mengecek kualitas stiker, jika ada
yang rusak, tidak sesuai cetakan, atau potongannya yang tidak pas langsung
dipisahkan. Stiker yang dicetak di sana adalah stiker untuk body motor keluaran
Honda.
Jujur saja saya merasa bosan karena setiap hari kerjaannya
cuman melototin lembaran stiker, dari pagi sampe sore. Akhirnya magang saya di
pabrik stiker itu ga sampe sebulan, baru tiga hari saya udah ngabur bersama dua
orang teman, Deby dan Ayuning. Sementara dua orang lain tetap menyelesaikan
masa magang mereka dan pendapatkan uang saku. Makannya pengalaman di pabrik
stiker tidak layak saya persembahkan sebagai 'pengalaman magang pertama',
karena cuma sekelebat dan jelas, tidak tuntas. Jangan dicontoh ya.
Di Erlangga saya juga tidak sendiri, saya ditemani kawan
seperjuangan, Badzlina Halaw biasa dipanggil Lina, pet name-nya Otong. Ide
magang kami di Erlangga disponsori oleh mata kuliah Praktek Kerja Lapangan
(PKL). Mata kuliah PKL ini adalah mata kuliah semester tujuh. Namun kami
diberikan waktu selama libur semester enam untuk melaksanakannya, biar nanti
tidak mengganggu jadwal pembelajaran di semester tujuh. Kami hanya tinggal
membuat laporan (saat UTS), setelah itu sidang presentasi (saat UAS), lalu mendapat
nilai akhir.
Dalam pelaksanaannya, PKL tidak harus menyasar posisi
pegawai kantoran. Kami juga bisa melakukan kegiatan yang bersifat sosial atau
wirausaha. Misalnya teman saya ada yang menjadi pengajar Bahasa Inggris di
panti asuhan selama satu bulan ada juga senior saya yang membuka bimbel
kecil-kecilan di sekitar rumahnya. Sayangnya minat saya lebih ke ranah media,
tapi yang sifatnya lebih santai. Salah dua teman saya ada yang magang di Radar
Bekasi dan Radio Dakta, media juga sih, tapi menurut saya terlalu serius.
Sebelumnya saya kebelet banget pengen magang di majalah
Gogirl!, tapi setelah membaca pengalaman orang-orang, kebanyakan dari mereka
magang di Gogirl! karena ada event tertentu. Jadi saya batalkan niat kirim CV.
Tapi setelah saya beneran magang di Gogirl! setahun kemudian, ternyata kalian
bisa loh coba magang di sana walaupun ga ada event. Tapi memang tergantung
pihak Gogirl!-nya mau menerima anak magang saat itu atau tidak. Yang penting kirim
CV!
Harapan magang di Gogirl! pupus, teman saya Lina mengajak
saya untuk mencoba peruntungan kami di PT. Penerbit Erlangga. Lina pendapat
informasi bahwa senior kami ada yang pernah magang di Erlangga. Jadi
kemungkinan kami diterima lebih besar. Bukan nepotisme loh maksudnya, tapi
tempat yang pernah menerima anak magang biasanya akan selalu merekrut anak
magang ke depannya. Jadi kami penuh optimisme.
Waktu itu kami pergi ke kantornya Erlangga yang ada di
Ciracas, Pasar Rebo. Setelah memperbaharui CV dan dibungkus rapi amplop
cokelat, kami menitipkan CV di pos satpam dan kami diberitakan untuk menunggu
feedback yang katanya akan datang lewat telepon.
Tiga hari setelah CV kami dikirim belum ada kabar. Akhirnya
setelah seminggu menunggu, kami memutuskan untuk follow up. Kami menelepon HRD
Erlangga untuk memastikan apakah kami diterima atau tidak magang di sana, kalau
tidak kami berniat untuk mencari perusahaan lain karena waktu liburan kami
sudah menipis. Akhirnya selang beberapa hari kami dipanggil untuk interview
singkat dan langsung tandatangan surat perjanjian. Yes, we've got the job!
Sebenarnya Erlangga menerima anak magang yang akan bertugas
minimal delapan minggu. Tapi karena waktu liburan kami terbatas, maka kami
hanya bertugas selama tujuh minggu. Itu juga setelah dipotong seminggu waktu
kuliah kami. Sebabnya mungkin karena kami datang di waktu yang kurang tepat,
saat itu masih dalam suasana lebaran di mana sebagian besar perkantoran sibuk
dengan libur panjang. Jadi CV kami agak lambat diproses. Apapun itu, yang pasti
kami behasil menyusup!
Nah baiklah, jadi apa yang kami kerjakan di sana?
Departemen Bahasa Inggris Erlangga punya web pembelajaran
bahasa Inggris. Tugas utama kami adalah membuat materi pembelajaran yang
diambil dari buku cetak (terbitan Erlangga pastinya) kelas 1-6 SD untuk dipakai
sebagai materi pembelajaran di web tersebut. Materinya kami buat di Power Point
yang kemudian kami konversi ke format flash video (swf).
Selain itu kami juga mengerjakan hal lain, seperti mengecek
buku cetak yang direvisi, membandingkan antara cetakan lama dan cetakan baru
jika ada perbedaan atau kesalahan. Selebihnya kami membantu Tim Bahasa Inggris
dengan apapun yang bisa kami dikerjakan.
Beruntung saya sempat ikut melihat proses perekaman audio
untuk buku bahasa Inggris Erlangga. Studio rekamannya terletak di daerah
Ciputat. Saat itu saya bertemu dua warga negara Australia, Pak John dan Bu Anna
yang suaranya sering kalian dengar di audiobook Erlangga. Mereka sudah sering
mengisi suara untuk buku pelajaran Erlangga loh. Kata Mba Widi, pengisi suara
audiobook haruslah orang yang bahasa ibunya adalah bahasa Inggris.
Oiya, di Departmen Bahasa Inggris Erlangga kami bekerja
dengan para editor buku pelajaran Bahasa Inggris, ada Pak Wahyu, Mba Tyas, dan
Mba Widi Tapi yang paling sering kami bantu adalah Mba Tyas. Sekilas info: Mba
Tyas dan Mba Widi ternyata berasal dari Jogja. Untuk menjadi editor buku
pelajaran di Erlangga mereka melalu beberapa tes terlebih dahulu. Sudah pasti
ga bisa sembarangan orang yang bisa jadi editor, harus beneran nerd orang yang
cinta sama pendidikan dan ilmunya memang udah ngelotok di bidangnya, dan
keliatannya Erlangga cukup selektif. Saya sih boro-boro bisa masuk, grammar
saya kacau, tenses aja sampai sekarang ga hapal. Alamak! Kurang durhaka apa
saya.
Dari atas: Mba Widi, Pak Wahyu, Mba Tyas. |
Hal yang paling saya suka di ruang kerja Erlangga adalah warna hijau cerah kubikalnya dan akuarium jumbo yang isinya ikan-ikan laut. Oh, dan makanan di kantinnya. Di Kantin Erlangga anak magang juga kebagian jatah makan siang loh. Selain makan siang, kami diberikan ongkos harian sebesar dua puluh ribu rupiah per hari (diberikan di akhir) potongan berlaku jika bolos kerja dan atau terlambat masuk. Jika diakumulasi memang tidak beberapa, tapi semuanya terbayar dengan nilai A yang saya dan Lina terima. Alhamdulillah.
Bersyukur Lina punya kendaraan pribadi super awesome yang bernama Blumo. Hampir 80% perjalanan saya menuju Erlangga selama 7 minggu terlaksana berkat nebeng Blumo. 60 menit perjalanan dari Bekasi lewat Pondok Gede-TMII-Pasar Rebo. God bless Blumo and its owner!
Setelah selesai magang, sempat beberapa kali Lina dihubungi, mungkin mau ditawari bekerja di sana karena memang pengetahuan Bahasa Inggrisnya lebih baik dibanding saya. Tapi sayangnya tawaran itu tidak Lina diambil, mungkin karena pertimbangan jarak yang cukup jauh dari Bekasi.
Sekian bagi-bagi cerita magangnya. Simak cerita magang saya berikutnya di Magdalene.
0 komentar:
Post a Comment