September 16, 2015

Epilog: Berbagi Pengalaman Magang

Sebenernya agak malu punya blog yang udah lama ga diurus begini. Semacem punya rumah tapi lampunya ga pernah dinyalain, gelap. Yah tapi seenggaknya nyetor satu tulisan hari ini. Jadi saya berasa nyalain lampu untuk beberapa hari ke depan. Plus, saya juga sudah melakukan renovasi dan pengecatan ulang, Yippee!
Jadi.. ceritanya saya sudah lulus dari Program Studi Sastra Inggris di sebuah universitas kurang ternama yang terletak di pinggiran ibu kota. Kampus saya berada di samping jalan tol Bekasi-Cikampek, kalo yang sering lewat pasti tau deh soalnya tulisannya pake kapital semua: UNIVERSITAS ISLAM 45' BEKASI disingkat Unisma. Sebenarnya Unisma cukup tenar di kalangan masyarakat Bekasi dan sekitarnya. Kurang tenarnya di telinga teman-teman SMA saya, soalnya kalo mereka nanya, "Kuliah di mana?" pertanyaan keduanya pasti, "Unisma apaan sih?" atau "Unisma itu di mana ya? Di Malang bukan?" *nangis* *pesen tiket kereta ke Malang*
Biarlah dengan ketenaran, toh saya bisa menilai jurusan Sastra Inggris-nya ga main-main soal kualitas pengajarnya. Dua dosen saya lulusan Leeds University dan Brimingham University lho, ihiy! Selain itu banyak mata kuliah menarik, terutama di semester pertengaham menuju akhir. Mata kuliah menantang yang jadi favorit saya seperti Subtitling, New Media, Creative Writing, Interpreting, dan lainnya. Lihat di sini untuk mengintip kegiatan Sastra Inggris Unisma.
Bulan April tahun ini saya diwisuda setelah dengan tidak tahu malunya minta tanda tangan dosen pembimbing skripsi saya. Kata beliau (dan diamini oleh diri saya sendiri) tulisan saya belum layak untuk dinyatakan lulus. Sebenernya itu kesalahan saya karena males bimbingan. Dikasih waktu sebulan revisi, eh tiba-tiba nodong minta tanda tangan sehari sebelum skripsi dikumpulin. Dan sampai sekarang saya masih malu kalo ketemu  beliau. Jangan kutuk anak bimbingan durhakamu ini, Pak.
Sebelum lulus, saya pernah berkesempatan magang di tiga tempat; Penerbit Erlangga, Majalah Gogirl!, dan Magdalene Webmagazine. Biasanya kalo saya baca pengalaman kerja/magang orang lain di tempat yang saya pengenin, hal pertama yang ada di benak saya adalah; gimana sih caranya bisa masuk ke situ?
Karena hari ini mood saya lagi baik, saya mau membagi cerita bagaimana saya bisa menyusup ke dalam tiga wahana magang tersebut. Tapi kelihatannya bakal saya pisah dari postingan ini.
Sebelumnya saya sudah pernah membuat postingan agak narsis soal magang di Gogirl!, silahkan intip tulisannya di sana dan di sini.
Sementara saya meramu tulisan soal magang di Erlangga dan di Magdalene, saya mau cerita sekelebat kehidupan paska lulus kuliah. Tidak seperti teman-teman saya yang setelah (bahkan ada yang sebelum) lulus langsung mencari pekerjaan, saya malah kabur ke tempat kakak saya di Penajam, Kalimantan Timur. Aturan pertama: jangan pernah lewatkan liburan gratis. Maka di sinilah saya, pengangguran baru lulus yang gaya banget liburan ke luar pulau. Jangan iri, saya hanya sedikit beruntung masih ada yang mau nampung. Terlebih saya kecolongan start untuk memulai kehidupan mandiri dibanding teman-teman saya. Pff
Share:

0 komentar: